- Back to Home »
- catatan , terlarang »
- Kota X
Seorang sahabat menanyakan perihal pacarnya yg sudah tak lagi perawan. Persis yg saya tulis di update status bbrp bulan silam, perempuan itu mengungkap fakta tersebut setelah hubungan mrk makin serius. Sobat saya bilang bisa menerimanya, bahkan bersumpah tidak akan mengungkit atau mengorek musabab hilangnya keperawanan kekasihnya itu. Yang dia tanyakan kepada saya (1) persoalan apa lagi yg musti dipikirkan sebelum mrk menikah (2) Haruskah dia menyampaikan fakta ini kepada bapak-ibunya, bahwa dia punya calon bini sudah tak perawan? Dia takut kuwalat pada orangtuanya kalau merahasiakan ikhwal tersebut. Beriku jawaban saya yg sengaja saya share di sini sebagai renungan, bukan karena saya KEPO.
(1) Satu2nya yg perlu dipikir dan dimantapkan adalah kesungguhan niatnya untuk mengawini perempuan itu. Hati manusia itu seperti kulit bunglon, gampang berubah warna, rona dan gradasi gelap terangnya jika terpapar pada kondisi yg berbeda2. Orang yg baru merintis usaha, sarjana yg baru merangkak meniti karirnya pasti bersumpah akan setia pada pacarnya yg mau terima dia sebagaimana adanya. Tapi hati dia bisa berubah setelah dia bergelimang harta dan kuasa. Bisa jadi saat ini dia amat saleh dan lurus hatinya, tapi Tuhan mungkin akan menguji dia dengan kehormatan, martabat, derajat pangkat dan kekuasaan. Pada momen itu bisa jadi dia memandang kecil istrinya, sebab dia merasa perlu pendamping yg lebih pantas dipamerkan di pesta, yg bersih masa lalunya. Jadi, saya harap sobat saya itu melihat jauh ke depan, jangan hanya memikirkan kekinian.
(2) Tak semua persoalan harus dijelentrehkan kepada orangtua. Ketidakperawanan calon istri adalah rahasia mereka berdua. Sahabat saya itu tak akan dilaknat malaikat hanya karena menyembunyikan kisah tak elok ini dari mata mereka. Justru dia akan jadi lelaki yang gentle dan berhak menyandang predikat penjaga hati kekasihnya kalau dia sanggup kunci mulut, menjaga martabat istrinya di hadapan orangtua mereka. Itu baru jagoan, man! Kepatuhan pada ayah-bunda tak mensyaratkan anda harus ceritakan rahasia masa lalu menantu mereka. Apa anda wajib katakan pada mereka ukuran vital dia? Cara dia mendesah dan mengekspresikan orgasmenya? Seberapa keras dia mendengkur atau bersendawa? Tidak kan?
Agar hati anda nyaman dan makin dewasa, ibaratkan pasangan anda itu penumpang bis yg duduk di sebelah anda. Dia anda jumpai saat dia naik dari sebuah terminal atau halte. Tujuan anda berdua sama: kota X. Dari mana asal dia, apakah dia tadi tersesat, terpeleset di jalan, kakinya tergores duri atau menginjak serpihan kaca, semua itu mutlak masa lalu dia dan sudah terlanjur terjadi. Dia sendiri tak bisa menuntut riwayat anda harus bersih tanpa noda dan cela. Yang penting pastikan anda nyaman dan tenteram bersama dirinya, punya komitmen bersama yg teguh untuk melanjutkan perjalanan yg panjang, terjal dan melelahkan menuju ke kota tujuan. Kalau anda tidak nyaman duduk disamping dia, turun saja dari bis, cari tumpangan lainnya, biarkan dia menempuh jalannya sendiri, dia pasti baik-baik saja. Semoga sahabat itu paham dengan jawaban saya.
oleh Arif Subiyanto