Archive for October 2010

CEO Kaskus, Milyarder TERMUDA di Indonesia

Ini baru berita...

Asli gw kaget banget pas dikasih tarif iklannya Kaskus ini...
Paling murah pasang banner di Kaskus ini ukuran 720 x 90 pixel itu 6 juta boo per hari lho!!!

[CODE]FYI, CEO Kaskus bukan Andrew Darwis bos,
melainkan diserahkan ke sepupunya si Andrew yang ahli Finance,
namanya Ken Dean,
baru umur 22 tahun, sekarang lagi cuti dari Seattle University, USA,
karena mesti ngurusin Kaskus jadi kuliahnya ora kelar2....

Andrew itu Admin & Founder Kaskus,
dia lebih fokus di Technicalnya Kaskus
karena backgroundnya kan Computer Science,
Andrew memang lebih tua dari CEO Kaskus wong namanya juga sepupu...
Profil mereka pernah diliput Harian SINDO kok bulan Sept ini...
[/CODE]

Spoiler for "Silakan Liat Beritanya"



andrew darwis and ken dean lawadinata


biodatanya...wew trnyata admin kita msh muda yaah??


sangking muda n gantengnya ampe yahoo n' microsoft nawar mimin


Mau tau penghasilan kotor Kaskus Corp. dari penjualan space banner selama satu tahun?

Coba tebak...

100 juta?

500 juta?

1 milyar?

5 milyar?

10 milyar??

15 milyar???

Jawabannya adalah:
17, 192 milyar per tahun saudara2 kaskuser... 

Ckckckck....

Pantaslah jika CEO Kaskus dinobatkan sebagai Milyarder TERMUDA di Indonesia!!!

Nih tarif iklan Kaskus per tahun 2008:


sumber : http://archive.kaskus.us/thread/1093327/

Kiamat 2012 Hanya Isapan Jempol Belaka

       Tahun 2012 pernah jadi sangat penting dan membuat ketar-ketir gara -gara muncul film Hollywood bertema kiamat, '2012'.
Film besutan sutradara Roland Emmerich itu memanfaatkan mitos akhir penanggalan Bangsa Maya, 21 Desember 2012, sebagai hari kehancuran dunia.

Saat ini, tahun 2012 kembali disebut-sebut gara-gara terbit buku berjudul  "Calendars and Years II: Astronomy and Time in the Ancient and Medieval World" (Kalender dan Tahun II: Astronomi dan Waktu di Dunia Kuno dan Abad Pertengahan) terbitan tahun 2010.

Namun, jangankan soal kebenaran ramalan kiamat. Buku itu malah mengungkap perhitungan akhir kalender 'Long Count' Maya diduga kuat tidak akurat. Selisihnya bisa 50 sampai 60 tahun.

Bagaimana bisa?

Isu besarnya, saat meneliti kalender kuno, arkeolog berusaha mengkorelasikan frame waktu mereka dengan kalender modern (Gregorian).

Misalnya, momentum-momentum penting Bangsa Maya seperti kelaparan perang, perayaan agama -- diterjemahkan dalam format hari/bulan/ tahun masa kini.

Para ahli Maya berusaha menemukan momentum penting yang bisa menghubungkan kelender 'Long Count' dengan Gregorian.

Untuk itu, para ilmuwan Maya menggunakan faktor korelasi yang dinamakan 'Konstanta GMT'. Inisial GMT didapatkan dari nama penemunya --  Joseph Goodman, Juan Martinez-Hernandez, dan J. Eric S. Thompson.

Adalah profesor Gerardo Aldana dari dari University of California, Santa Barbara yang mempertanyakan validitas korelasi -- berdasarkan adanya miskorelasi peristiwa astronomi di masa lalu.

Aldana menuliskan hal itu dalam bab khusus di buku "Calendars and Years II: Astronomy and Time in the Ancient and Medieval World"

Kata dia, Bangsa Maya adalah astronom yang canggih di jamannya. Mereka juga teliti merekam kejadian di langit saat malam hari.

Bangsa Maya mendokumentasikan fase Bulan, gerhana, dan bahkan melacak pergerakan Planet Venus. Catatan mereka memungkinkan mereka untuk memperkirakan siklus astronomi masa depan dengan akurasi besar.

Menurut Aldana, meski GMT menggunakan sumber bukti astronomi, arkeologi, sejarah untuk mengkorelasikan 'Long Count' dengan kalender modern, ada keraguan ketika bukti-bukti itu ditafsirkan dari artefak Maya kuno dan teks kolonial.

Misalnya, peristiwa penting, tanggal pertempuran yang ditetapkan penguasa Dos pilas (situs Maya di Guatemala). Penguasa Balaj Chan K’awiil memilih tanggal ini berdasarkan penampakan 'Chak Ek'.

Oleh arkeolog Stockholm University, Johan Normark, 'Chak Ek' diartikan sebagai Venus. Namun, Aldana dalam studinya menentang hal itu. Kata dia, 'Chak Ek' adalah meteor.

Bayangkan, jika kejadian dikorelasikan dengan Venus tapi sejatinya itu berkaitan dengan peristiwa acak seperti halnya penampakan meteorit? Jelas hasil dari menghubung-hubungkan waktu dalam kalender Maya dengan kalender modern acak-acakan dan pasti selisih.

Dalam tulisannya, Aldana menyajikan beberapa alasan mengapa konstanta GMT tak bisa diandalkan. Dia bukan orang pertama yang meragukannya.

Namun, penelitian lebih lanjut seperti penentuan waktu dengan  radiokarbon perlu dilakukan untuk mendukung dalilnya. Jadi, masih percaya kiamat bakal terjadi 2012?


(Sumber: LiveScience, Discovery News/hs) via VIVAnews

5 Tokoh Otodidak Sejati Yang Menjadi Orang Besar

Apakah gagal melanjutkan sekolah menjauhkan kita dari sukses? Tokoh-tokoh berikut ini membuktikan bahwa belajar tak selalu harus di sekolah. Bahkan ketika sekolahnya gagal diselesaikan, mereka bisa belajar sendiri dari kehidupan yang dihadapinya dan meraih sukses luar biasa. Berikut ini mereka yang sukses luar biasa mengubah nasib dengan belajar secara autodidak alias gak makan bangku sekolahan.




1. Agatha Christie (1890 – 1976) Belajarnya Cuma di Rumah
Agatha Christie adalah penulis asal Inggris yang dikenal sebagai Master of The Mystery Novel atau Queen of Crime. Novel bergenre misterinya begitu terkenal ke seluruh dunia. Ia menulis 80-an novel. Sebanyak 30-an novelnya sudah diadaptasi ke dalam film.
Di manakah ia belajar hingga menjadi penulis yang begitu produktif? Ternyata Agatha hanya belajar di rumah. Sebenarnya di keluarganya, ia punya dua kakak yang kebetulan mendapat kesempatan sekolah formal. Sedangkan untuk Agatha, ibunya memilih untuk mengajari sendiri di rumah. Saat usia putrinya menginjak 8 tahun, sang ibu baru mendatangkan tutor ke rumah.
Ketika Perang Dunia I bergolak, Agatha bekerja menjadi perawat. Saat itu usianya baru belasan. Kemudian ia bekerja di apotek rumah sakit yang banyak mengilhami cerita soal racun dalam novel-novelnya di kemudian hari. Novel pertamanya lahir setelah kakaknya, Madge, memberinya tantangan, apakah ia bisa menulis novel. Tantangan itu ia jawab dengan novel pertamanya berjudul “The Mysterious Affair at Styles” (Misteri di Styles). Dari sanalah ia meniti karier sebagai novelis.


2. Frederick Douglass (1818 – 1895): Budak yang Belajar Autodidak
Frederick adalah seorang budak asal Amerika Serikat, yang dilarang sekolah. Meski begitu ia pantang menyerah untuk belajar. Ia mulai dengan belajar membaca dari seorang aktivis gerakan pembebasan perbudakan. Ia belajar dari apa pun yang bisa ia baca.
Untuk memperkaya ilmunya, Frederick selalu mencari kesempatan untuk berbicara dengan orang-orang yang pengetahuannya lebih tinggi darinya. Terbukti belajarnya efektif, karena setelah bebas sebagai budak ia menjadi penulis hebat, orator ulung, dan pemimpin gerakan pembebasan perbudakan


3. Lawrence Ellison (66 tahun): Membangun Oracle karena Terinspirasi sebuah Paper
Lawrence (Larry) Ellison adalah pendiri Oracle, perusahaan pembuat software terbesar kedua dunia saat ini. Seperti pengusaha di bidang teknologi informasi lainnya yang kebanyakan drop-out perguruan tinggi, Larry pun demikian. Ia keluar dari University of Illinois pada tahun keduanya kuliah. Setelah itu ia membangun kariernya sebagai ahli data system. Ia tertarik mendirikan Oracle pada tahun 1977 setelah terinspirasi dari paper karya Edgar F. Codd mengenai database system berjudul “Relational Model of Data for Large Shared Data Banks.”


4. Peter Jennings (1938 – 2005): Presenter Terkenal yang Tak Lulus SMA
Presenter terkenal ABC News ini sebenarnya tak lulus SMA. Jennings memulai kariernya sejak usia 9 tahun. Saat itu ia menjadi penyiar radio anak-anak di Kanada. Ayahnya yang juga penyiar radio CBC dan sedang bertugas di luar negeri berang ketika tahu anaknya jadi penyiar radio di tempatnya bekerja. Ayahnya memang tak menyukai nepotisme. Kegiatan jadi penyiaran ciliknya tak lama. Peter lebih konsentrasi sekolah. Namun sekolahnya tak mulus. Malah ia sempat tak naik ke kelas 10. Menurut pengakuannya ia bosan belajar saat itu. SMA-nya pun tak tamat.
Ia sebenarnya ingin sekali menjadi penyiar seperti ayahnya. Namun kesempatan itu tak mudah ia dapat. Ia lebih dulu bekerja di bank dan sempat aktif di teater setempat. Baru pada usia 21 tahun ia bisa meraih impiannya menjadi penyiar radio. Setelah itu kariernya terus menanjak dengan semangat autodidaknya yang tinggi hingga kemudian menjadi wartawan dan penyiar televisi kenamaan AS.


5. Anthony Robbins (50 tahun): Bekerja Sambil Belajar dari Pembicara Ternama
Ia hanya tamat SMA dan memulai kariernya dengan cara mempromosikan seminar yang diadakan Jim Rohn. Saat itu usianya baru 18 tahun. Ia memanfaatkan kedekatan dengan Jim Rohn untuk belajar “happiness and success life“. Tak heran jika ia tak segan menyebut Jim Rohn sebagai mentor pertamanya. Pada usia 22 tahun, Anthony Robbins mulai belajar Neuro-Linguistic Programming (NLP) secara informal dari penciptanya, John Grinder. Setelah belajar dari tokoh lain yang juga secara informal, Robbins akhirnya bisa mengembangkan ilmu NLP menjadi ilmu baru yang disebutnya Neuro-Associative Conditioning (NAC).

Dengan belajar yang bisa disebut autodidak (bukan di bangku sekolah atau perguruan tinggi), Robbins akhirnya menjadi penulis buku laris dan motivator terkenal di dunia. Ia sudah berbicara di hadapan lebih dari 50 juta orang di lebih dari 50 negara. Jangan heran, dari sisi finansial, dari semula pemuda miskin, Robbins menjadi pembicara dengan tarif tinggi. Dalam kariernya ia pernah menjadi salah satu penasihat (mantan) Presiden AS Bill Clinton


source: http://kumpulbae.blogspot.com/2010/10/5-tokoh-autodidak-sejati-yang-sukses.html

Pesan di Secarik Kertas dari 33 Petambang Cile Dipatenkan


Presiden Pinera dengan gembira memperlihatkan pesan dari petambang

Pesan yang mengumumkan bahwa para petambang Cile masih hidup dan dalam kondisi baik sekarang dipatenkan menjadi hak paten petambang yang menulis pesan itu.

Jose Ojeda menulis di secarik kertas “Estamos bien en el refugio los 33″ (“Kami ber-33 baik-baik saja di ruang darurat”) yang ditemukan ditempelkan di mesin robot pencari 17 hari setelah tambang runtuh.

Pesan itu membawa harapan baru bagi Cile dan sekarang dicetak di banyak bendera, gelas dan baju kaus selama operasi penyelamatan berlangsung.

Penulis Cile Pablo Huneeus mendaftarkan hak paten kalimat itu bagi Ojeda.

Huneeus, yang juga merupakan seorang pengamat sosial terkemuka, mengatakan dia ingin memastikan tidak ada orang yang bisa menyalahgunakan kalimat itu.


Karya seni



“Kalimat ini adalah karya seni,” kata Huneeus, “dan tidak ada orang lain yang bisa memilih kata-kata yang lebih bagus dari itu. Menggunakan otak adalah salah satu cara menghasilkan uang.”

Huneeus mengatakan kepada surat kabar New York Times bahwa dia terdorong untuk segera mendaftarkan hak cipta kalimat itu setelah menyaksikan Presiden Cile Sebastian Pinera membagi-bagikan salinan pesan itu kepada Ratu Inggris dan Perdana Menteri David Cameron dalam kunjungannya ke Inggris.

Presiden Pinera juga membagi-bagikan potongan batu dari tambang San Jose kepada pemimpin sejumlah negara yang didatanginya dalam lawatan ke Eropa itu.

“Menurut saya itu berlebihan,” ujar Huneeus. “Menurut undang-undang kami, hak cipta untuk kreasi, penemuan, lagu, satu karya seni, adalah milik penulisnya.”

Ojeda, seorang duda yang menderita penyakit diabetes yang menjadi petambang ketujuh yang diselamatkan dari tambang San Jose, dilaporkan bersyukur mulai sekarang tidak akan ada orang lain yang bisa mendapat keuntungan dari kata-kata yang dirangkainya itu.

Huneeus mengklaim para petambang juga menginginkan agar Presiden Pinera mengembalikan pesan asli dari mereka.

Presiden Cile itu dilaporkan menganggap pesan di secarik kertas itu sebagai warisan nasional.

Sejak mereka dievakuasi dari tambang secara dramatis minggu lalu, Ojeda dan 32 petambang lainnya mendapat banyak permintaan wawancara dari media, menjadi bintang iklan serta tawaran mendapat hadiah, pekerjaan dan bahkan liburan gratis. 
Sumber : http://solocybercity.wordpress.com/2010/10/23/pesan-di-secarik-kertas-dari-33-petambang-cile-dipatenkan/

Terdapat Gunung Lumpur Purba di Sidoarjo Sejak Ribuan Tahun Lalu

Masih ada dua kanal lumpur panas lain yang berpotensi meletus sewaktu-waktu.

Sudah lewat empat tahun sejak semburan lumpur panas di Porong Sidoarjo Jawa Timur terjadi. Kini, petaka 29 Mei 2006 itu masih terus memuntahkan sekitar 150 ribu kubik lumpur saban hari. Kontroversi mengenai penyebabnya hingga kini terus berlangsung.

Pendapat para ilmuwan terbelah dalam mengidentifikasi penyebab semburan lumpur yang dalam bahasa ilmiahnya disebut mud volcano itu. Sebagian berpendapat itu disebabkan aktivitas pengeboran minyak PT Lapindo Brantas. Sebagian lainnya mengatakan bahwa meletusnya mud volcano diakibatkan aktivitas seismik yang dipicu gempa Yogyakarta yang terjadi dua hari sebelumnya, pada 27 Mei 2006.

Belum lama ini sekelompok ilmuwan geologi Rusia menuntaskan riset enam bulan mereka tentang lumpur Sidoarjo (LUSI) yang mengungkap temuan cukup mengejutkan. Mereka menyimpulkan Lusi disebabkan oleh aktifnya gunung lumpur purba di daerah itu, akibat dua gempa yang terjadi sebelumnya. Mereka juga menemukan bahwa terdapat dua kanal lumpur panas yang berpotensi meletus sewaktu-waktu.

Tim ini diawaki para ahli yang berasal dari Universitas Nasional Odessa Ukraina, Kementrian Lingkungan Ukraina, dan AP Karpinsky Russian Geological Research Institute/VSEGEI--ini adalah otoritas lembaga geologi tertinggi di Rusia yang didirikan sejak 1885. Salah satu di antaranya adalah seorang pakar senior yang turut menentukan lokasi pembangkit nuklir Bushehr di Iran, salah satu reaktor nuklir yang paling ditakuti negara Barat.

Jumat, 1 Oktober 2010 lalu, Indra Darmawan dan Denny Armandhanu dari VIVAnews.com menjumpai Dr. Sergey V Kadurin (Kepala tim riset), Prof. Igor Nikolaevich Kadurin (penasihat tim riset), dan Yuriy P. Rakintsev (Presiden Direktur RineftGaz, perusahaan minyak dan gas Rusia yang membiayai riset), di sebuah hotel di Jakarta. 

Berikut petikan wawancaranya.

Apa sebetulnya tujuan dari riset ini? Apa yang membuat Anda merasa perlu mengadakan penelitian di sini?

Sergey Kadurin: Saya memang bekerja meneliti mud volcano. Ini bidang saya. Ini adalah kesempatan baik bagi saya untuk datang ke Indonesia, karena ini adalah salah satu mud volcano terbesar di dunia yang termasuk dalam tipe caldera. Saya tentu tak akan menyia-nyiakan untuk meneliti obyek ini. Sebelumnya kami telah melakukan penelitian yang sama terhadap mud volcano di Ukraina dan Azerbaijan. Kini, tujuan kami adalah untuk menguji metodologi kami di Indonesia.

Dari mana Anda memperoleh pembiayaan untuk riset ini? Apakah ada dana dari pihak-pihak yang terkait PT Lapindo Brantas?

Sergey Kadurin: Semua pembiayaan dilakukan oleh perusahaan minyak dan gas bumi Rusia RINeftGaz.

Yuriy Rakintsev: Penelitian ini merupakan bukti persahabatan antara negara Indonesia dengan Rusia. RINeftGaz sendiri sudah lama memiliki usaha di Indonesia dan kami bermitra dengan berbagai pihak di Indonesia termasuk dengan Pertamina. Ini meneruskan persahabatan antara Indonesia dengan Rusia yang telah dimulai sejak Presiden Sukarno. Kedua negara sama sekali tidak pernah berkonflik. Beberapa proyek besar di Indonesia, misalnya saja Stadion Sepakbola Senayan, merupakan hasil kerja sama antara kedua negara.  

Beberapa waktu lalu saya juga sempat ke Kalimantan. Di sana saya sempat diberitahu bahwa ternyata jalan utama di tempat itu dibuat oleh insinyur-insinyur Rusia sejak tahun 1950-an dan hingga kini jalanan itu masih bagus dan berfungsi dengan baik. Jadi kami ingin meningkatkan kerja sama antara dua negara.

Adapun, penelitian ini diawali oleh kunjungan masing-masing kedua kepala negara. Setelah Presiden Vladimir Putin datang ke Indonesia pada November 2007, kedua negara melakukan perjanjian kerjasama, di antaranya  termasuk proyek riset ini. 

Apa saja hasil riset Anda?

Sergey Kadurin: Seperti yang Anda ketahui, Indonesia khususnya Pulau Sumatera, Jawa adalah tempat bertemunya dua lempeng tektonik: lempeng Australia di bagian selatan dengan lempeng Eurasia di bagian utara. Lempeng Australia menumbuk lempeng Eurasia dengan kecepatan 7 cm per tahun, yang mana merupakan kecepatan tektonik terbesar di dunia.

Bertemunya dua lempeng ini menghasilkan jajaran gunung berapi di bagian utara pertemuan lempeng, serta daerah secondary convection cell yang biasanya banyak dijumpai minyak, gas, dan juga mud volcano (gunung lumpur). Wilayah ini biasanya disebut juga back-arc basin.

Dari data-data seismik dua dimensi (2D) yang kami peroleh dari pemerintah Indonesia, kami melakukan interpretasi untuk mengidentifikasi struktur lumpur. Ini melibatkan tak kurang dari 36 profil seismik dengan panjang lebih dari 600 km dan ekspedisi lapangan untuk mempelajari kondisi geologi-geofisik Jawa Timur dan LUSI. 

Ternyata, di Jawa Timur sendiri terdapat 15 mud volcano, dan LUSI adalah mud volcano ke-15 sekaligus yang terbesar. Kami juga menemukan beberapa sesar (patahan) termasuk sesar Watukosek di wilayah itu. Kami membuat konstruksiGeological Information System (GIS) untuk model tiga dimensi (3D) formasi geologi wilayah itu untuk mengetahui struktur gunung lumpur. 

Selain itu, kami juga mengumpulkan data gempa yang terjadi di wilayah itu selama 25 tahun terakhir (1984-2009). Ternyata dalam tempo tak sampai satu tahun (10 bulan), terjadi dua gempa di wilayah itu. Yakni gempa yang terjadi pada 9 Juli 2005 dan 27 Mei 2006.

Gempa 9 Juli 2005 sebesar 4,4 Skala Richter dengan episentrum tepat 10 km di bawah LUSI. Gempa kedua adalah gempa 27 Mei 2006, gempa Yogyakarta yang berkekuatan 6,3 SR. Menurut kami, ini adalah salah satu penyebab terbukanya saluran lumpur dari gunung lumpur purba yang terbentuk sekitar 150-200 ribu tahun lalu.



Bagaimana mungkin? Bukankah episenter gempa Yogyakarta letaknya sangat jauh dengan lokasi LUSI?

Lokasi keduanya berjarak hampir 200 km (185 km).  Tapi bila Anda lihat di peta, Yogyakarta berada di bawah jajaran sistem gunung berapi di Jawa. Sementara Sidoarjo terletak di bagian atas sistem gunung berapi di Jawa. Sistem gunung berupa magmatik ini mirip seperti sebuah kabel.

Ketika Anda tekan kabel pada bagian bawah, akan terjadi gaya tekan ke bagian atasnya. Dengan struktur magmatik tersebut, gelombang seismik gempa Yogyakarta akan mempengaruhi struktur gunung lumpur LUSI. Jadi, jarak 200 km bagi sebuah proses geologi tidak berarti apa-apa. 

Lalu kenapa gempa Yogyakarta tidak mempengaruhi sistem gunung lumpur lain selain LUSI?

Sebab, LUSI berada pada kawasan metastabil (tak stabil), dengan sejarah gempa-gempa bumi, letusan gunung berapi dan mud volcano. Semua berkaitan. Apalagi sebelumnya sudah terjadi gempa tepat di bawah lokasi LUSI.

OK, tapi kenapa butuh waktu dua hari sejak gempa Yogyakarta hingga terjadi letusan LUSI pada 29 Mei 2006?

Gunung lumpur LUSI tidak berada pada struktur yang kosong. Terdapat berbagai lapisan batuan. Lumpur dan air butuh waktu untuk naik ke atas, apalagi kedalaman lumpur sekitar 3 km di bawah (pemetaan 3D gunung lumpur LUSI dilakukan hingga kedalaman 5 km di bawah permukaan tanah, Red). 

Apakah penyebabnya hanya gempa saja?

Gempa bumi bukan satu-satunya pemicu semburan LUSI. Semburan terjadi lebih karena struktur geologi di pulau Jawa. Terdapat deposit lumpur dalam jumlah besar di bawah wilayah Sidoarjo. Selain itu pergerakan sesar di sana juga bisa mempengaruhi terjadinya semburan. Pada daerah yang dekat dengan zona subduksi, tekanan bawah tanah memang sangat tinggi karena banyaknya aktivitas magma yang terjadi.

Apakah semburan LUSI juga disebabkan oleh aktivitas pengeboran PT Lapindo Brantas?

Pengeboran tidak ada kaitannya dengan LUSI. Sebab bila pengeboran mengenai struktur lumpur, lumpur seharusnya akan keluar dari mulut sumur pengeboran, karena lumpur akan lebih mudah keluar melalui sumur yang kosong daripada melalui lapisan batuan. Pada kasus LUSI, semburan lumpur terjadi di lokasi yang berjarak sekitar 250 meter dari sumur pengeboran. Dan semburan terjadi di beberapa titik, bukan hanya satu titik.


Tapi apakah getaran dari aktivitas pengeboran bisa mempengaruhi struktur lumpur sehingga mempercepat semburan lumpur?

Semula saya juga sempat mengira seperti itu. Namun, dengan diameter sumur antara 50 cm-1 m, getaran dari pengeboran hanya akan berhenti pada 5-7 m dari sumur. Dan seharusnya energi pengeboran akan mengarah ke bawah.


Tegasnya, apa kesimpulan penelitian Anda?

Menurut hasil studi kami,  LUSI adalah proses alam yang dipicu oleh gempa bumi yang terjadi pada 2005 di Sidoarjo dan gempa pada 2006 di Yogyakarta. Tidak ada yang bisa menghentikan kekuatan alam, proses alam itu jauh lebih kuat dari campur tangan manusia.

Tidak ada seorangpun yang bisa mencegah terjadinya semburan lumpur panas. Setiap klaim yang mengatakan sanggup untuk menghentikan semburan lumpur, itu adalah kebohongan. Dulu di Rusia sempat ada rencana untuk menghentikannya dengan menggunakan bom nuklir, tapi itu tidak benar dan adalah ide yang sangat mengerikan.

Kita hanya bisa memperkirakan proses alam itu dan bagaimana kita menghadapinya. Sayangnya, tidak ada yang bisa menghentikan LUSI. Kita hanya bisa membuat sistem untuk mengetahui apa yang terjadi saat ini dan memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. 

Ada yang bilang kesimpulan seperti Anda ini cuma diyakini oleh minoritas ilmuwan saja di dunia. Benar begitu?

Sepanjang yang saya ketahui, hanya tim kami yang memiliki hasil dari riset geofisika di sini. Hanya tim kami yang memiliki seismic profile. Kami memiliki teknologi untuk melakukan interpretasi dari seismic profile, untuk mengetahui struktur lumpur LUSI. Ini adalah riset LUSI pertama dan satu-satunya yang dilakukan berdasarkan data ilmiah aktual. Dan bagi kami, ini ketiga kalinya kami melakukan pekerjaan semacam ini, dan membuat model 3D GIS untuk mengerti bagaimana struktur lumpur dan lokasinya berada. 

Kami tidak tahu apa dasar dari orang-orang yang memiliki opini berbeda, karena dalam hal ini seharusnya semua kesimpulan harus disandarkan pada data. 

Memang sangat mudah untuk menuding siapa yang bersalah dalam hal ini. Mungkin karena mereka (PT Lapindo) saat itu sedang bekerja di wilayah itu, mereka langsung disalahkan. Padahal, mereka hanya menambang di tempat dan waktu yang salah. 

Sangat berbahaya salah mengasumsikan bahwa bencana ini disebabkan oleh pengeboran. Karena pemerintah jadi mengabaikan kemungkinan potensi bencana lumpur panas lain, yang sebenarnya bisa diantisipasi. Sebab, berdasarkan observasi dari model 3D, kami juga menemukan dua kanal lumpur lain di dekat situ (Sidoarjo) yang potensial meletus sewaktu-waktu.

Lalu, apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah Indonesia?

Untuk mengatasi kasus ini, kami merekomendasikan kepada pemerintah untuk membuat sistem monitoring di wilayah-wilayah dekat semburan lumpur. Sistem ini membutuhkan 10 stasiun dan detektor, yang masing-masing letaknya berjarak sekitar 15 km. 

Di titik pusat harus dipasangi alat untuk mendeteksi gempa seismik yang terjadi di tempat itu. Dengan demikian kita bisa mengetahui tekanan yang terdapat di dalam permukaan wilayah itu, gelombang seismik di bawah tanah, sehingga kita bisa memprediksi kapan dan di mana semburan berikutnya akan terjadi. 

Jadi kita bisa membuat prediksi pada situasi itu. Kita bisa melakukan langkah-langkah mengantisipasinya, seperti misalnya dengan mematikan listrik atau gas, membuat bendungan untuk lumpur baru, dan lain sebagainya.


Dari model 3D yang Anda buat, dapatkah Anda memprediksi sampai kapan LUSI akan terus menyembur?

Ini sangat tergantung dari tekanan dan struktur lumpur yang terdapat di dalamnya. Untuk memprediksi hal itu diperlukan riset baru. Bagi ukuran gunung lumpur sebesar LUSI, semburan dapat saja bertahan hingga 20 tahun lamanya. Tekanan semburan juga bergantung kepada tekanan dari bawah tanah, pergerakan lempeng. Jika tekanan masih tinggi maka semburan masih akan terus terjadi.


***

Profil Anggota Tim Riset 

Dr. Sergey V. Kadurin

Kadurin adalah seorang pakar geologi dengan pengalaman dan keahlian di bidang-bidang:
- Geologi dan geologi kelautan;
- Mineralogi dan bio-mineralogi;
- Geologi kelautan Quaternary dan palaoeceanography;
- Paleoclimatology, perubahan permukaan laut global;
- Sejarah Quaternary, paleoceanography, glacials dan inreglacial, sapropels dan peristiwa anoxic;
- Pemantauan lingkungan;
- Geologi GIS.

Ia bekerja di Universitas Nasional Odessa, Departemen Kelautan dan Geofisika; sebagai asisten profesor pada 1999-2001 dan saat ini memegang jabatan sebagai pengajar senior. 

Kegiatan:
- 2005 - 2009: proyek HERMES (Hotspot Ecosystems Research on the Margins of European Seas);
- 2005 - 2009: IGCP 521 Laut Hitam - Koridor Mediteranian: Perubahan permukaan laut dan adaptasi manusia, UNESCO, IUGS, koordinator kelompok kerja;
- 2008: Ekspedisi penelitian kapal pengangkut barang “Vladimir Parshin” di Laut Hitam;
- 2007: Ekspedisi ke Semenanjung Kerch;
- 1999: Ekspedisi penelitian kapal pengangkut barang “Sprut” di Laut Hitam;
- 1998: Ekspedisi penelitian kapal pengangkut barang “Argon” di Laut Hitam;
- 1995: Ekspedisi penelitian kapal pengangkut barang “Argon” di Laut Hitam.

Dr. Igor A. Losev

Losev saat ini bekerja sebagai ahli analisis mineral di Universitas Nasional Odessa. Ia memiliki berbagai pengalaman sebagai berikut:
- Pengamatan lingkungan;
- Geologi gunung lumpur;
- Geologi sumber mineral;
- Geologi dan geologi kelautan;
- Mineralogi;
- Geologi kelautan Quaternary dan palaeoceanography;
- Paleoclimatology, perubahan permukaan laut global;
- Geofisika kelautan dan penafsiran seismik.

Dr. Lubov Ju. Eriomina

Eriomina saat ini bekerja di bawah Kementerian Perlindungan Lingkungan Ukraina. Ia juga bekerja sebagai ahli geologi dalam ekspedisi geologi dan geofisika untuk perusahaan negara bagian Prichornomorske semenjak tahun 2007. Keahliannya meliputi:
- Geologi dan geologi-kelautan;
- Proses geologi terbaru dan neotektonik;
- Peran tektoknik dalam pembentukan mineral;
- Keteraturan distribusi mineral dan potensi estimasi mineral Laut Hitam;
- Geologi GIS;
- Palaeoceanography dan gologi kelautan Quaternary;
- Perubahan permukaan laut global.

Dr.  Igor Nikolaevich Kadurin

Nikolaevich adalah penasihat tim yang merupakan ahli senior geofisika Rusia. Ia merupakan tokoh yang telah melakukan seismic profiling di seluruh daratan Rusia sepanjang 140 ribu km, mulai dari 1971. Ia juga sempat membantu pemerintah Iran untuk menentukan posisi yang aman untuk membuat reaktor nuklir di Bushehr. Selain itu ia telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

- September 1971 - Oktober 1972: Geofisis, survey geofisika Ilijsky (Kazgeophyztrest);
- Oktober 1972 - April 1979: Kepala Geofisis, eksperimen kusus survey geofisika Spetzgeophysica MinGeo, USSR;
- April 1979 - Juni 1991: Kepala Departemen, Survey Daerah Geofisika Khusus di Neftegeophysica MinGeo USSR;
- Juni 1991 - Februari 1995: Direktur Cabang Selatan perusahaan pemerintah - pusat penelitian geofisika dan geologi daerah GEON, V.V Fedynskiy, Komite Pemerintah Bidang Geologi dan Pertambangan, Rusia;
- Februari 1995 - Februari 2004: Asisten Presiden perusahaan pemerintah - pusat penelitian geofisik dan geological daerah GEON, V.V Fedynskiy, Komite Pemerintahan Geologi dan Pertambangan Rusia;
- Februari 2004 – Agustus 2005: Presiden perusahaan pemerintah - pusat penelitian geofisika dan geologi GEON daerah, V.V. Fedynskiyin, Komite Pemerintahan Geologi dan Pertambangan Rusia;
- Agustus 2005 - sekarang: Kepala Departemen Teknologi, Departemen Seismologi dan Pemantauan Seismik di VNIIGeophysica;
- 2002 – sekarang: Penasihat Senior pada Seksi Geofisika VSEGEI/AP Karpinsky, Russian Geological Research Institute.


Source: Vivanews

- Copyright © COLIKERS - Colikers - Powered by Blogger - Designed by Colikers -