Posted by : Copaser Colikers Jun 17, 2013


"Mulai detik ini aku akan tutup mulut, tutup mata, tutup telinga, silakan kau mau berbuat apa aku tak keberatan, pikiran dan hatiku sudah mati rasa. Terserah kamu mau apa. Silakan pukul, tampar, siram aku dengan air panas, aku tak akan melawan. Kalau kau lagi butuh silakan tiduri aku karena itu hakmu, aku tak akan menghalangi, tapi hasrat dan perasaanku padamu sudah mati."--tulisan di sobekan buku bergaris yg kumal itu dia tunjukkan padaku 5 tahun yg lalu. Dia itu teman saya yg kerap mengeluhkan suramnya hidup berumahtangga. 9 bulan setelah surat itu dia temukan di lipatan selimut di ranjang mereka, pasangan itu bubar. Bininya kabur ke rumah emaknya di Palembang membawa anaknya semata wayang. Teman saya jadi gila karena peristiwa itu. Pekerjaannya dilepaskan krn beratnya beban pikiran. Orang itu kini hidup menggelandang dgn pakaian compang camping melekat di badan, rambutnya gimbal tidak karuan. Dia tak lagi bisa bedakan panas dan hujan karena akal sehatnya sudah lama ditanggalkan. Saya yg pernah mengenalnya dgn baik sekarang menyingkir ketakutan bila kami berpapasan tiap kali saya mudik ke kota asal saya. Cinta perempuan bisa membuat lelaki pengangguran merasa jadi raja dunia. Sabarnya perempuan bisa meredam amukan ombak samudera. Tapi kalau perempuan sudah kecewa hati dan jiwanya lalu mupus, pasrah pada keadaan dan menganggap lelaki tak pernah ada, akibatnya sungguh mengerikan. Kisah ini saya persembahkan kepada sahabat2 budiman yg punya istri, kekasih atau calon pasangan. Jangan sampai tragedi ini menimpa kalian. Perempuan yg saat ini nampak jinak dan patuh padamu, pada nafsu dan egomu, pada suatu saat bisa jenuh, muak dan tak tahan. Pada momen itulah silakan persiapkan menghadapi hitamnya hitam dalam kehidupan.

Sumber: Arif Subiyanto

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © COLIKERS - Colikers - Powered by Blogger - Designed by Colikers -